Live In SMA Kristen Citra Bangsa: Belajar Dari Kehidupan

Para siswa SMA Kristen Citra Bangsa Kupang mengadakan live in dan pengabdian masyarakat di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, 23-26 Mei 2019.

Walaupun berada dalam wilayah administrasi Kota Kupang, kehidupan masyarakat di wilayah pinggiran kota ini terbilang masih sederhana dan jauh dari gemerlap kota.

Dengan melihat dan merasakan langsung aktivitas masyarakat dari dekat, para siswa belajar untuk menghargai kehidupan dan menghormati sesama.

Program live in atau tinggal bersama masyarakat ini adalah program tahunan SMA Kristen Citra Bangsa. Setiap tahun diadakan dua kali program live in.

Pada Oktober mendatang, sekolah berencana akan mengadakan program yang sama di Kabupaten Rote Ndao. Live in di Kelurahan Naioni merupakan sesi ketiga terhitung sejak tahun sebelumnya

Kepala SMA Kristen Citra Bangsa Kupang, Amon Martinus Pangemanan menguraikan bahwa program live ini meman terbukti ampuh mengubah cara pandang para siswanya tentang hidup.

Dari sini mereka tahu bagaimana susahnya memasak pakai tungku api, bagaimana susahnya mencangkul tanah, bagaimana susahnya mencari makan, timba air sumur, beri makan babi dan beraneka pelajaran hidup lainnya.

“Ada yang kirim kan foto mereka sedang tampi beras ke orangtua mereka karena itu untuk pertama kalinya mereka tampi beras. Ada juga yang sendiri goreng telur saat mau makan, gorengnya di tungku pula. Padahal kalau di rumah mereka tinggal minta jadi,” urainya seraya menyebutkan kalau beberapa siswa sangat tersentuh dengan apa yang mereka alami di rumah warga.

Menurut Amon, semua hal yang mereka dapatkan waktu live in tidak mereka dapatkan lagi dalam pelajaran sekolah. Inilah pelajaran hidup.

“Dan inilah yang menyentuh mereka secara langsung. Tak perlu penjelasan teori di sekolah. Pengalaman ini yang mengubah mereka,” tegasnya saat ditemui di SMA Kristen Citra Bangsa Kupang, Kayu Putih Kupang, Selasa (28/5/2019).

Dia berharap anak-anak bisa belajar kehidupan yang sesungguhnya dan menjadi berkat untuk orang lain. Bukti kedekatan para siswa dan warga, kata Amon, adalah ketika perpisahan di hari terakhir.

Banyak siswa yang menangis karena akan berpisah dengan keluarga dimana mereka tinggal selama empat hari.

Ketua pantia kegiatan, Bobby Manafe, menjelaskan live in dan pengabdian masyarakat ini bekerja sama dengan pimpinan dan jemaat Gereja Masa Depan Cerah Naioni Kupang.

Para siswa juga mengadakan beberapa kegiatan sosial seperti penanaman pohon kelor, pelayanan kesehatan, pembagian Kitab Suci dan buku bacaan, serta ibadah bersama.

Tujuan dari kegiatan Live In sendiri, tambahnya, yakni menumbuhkan sikap hidup sederhana, bekerja keras, gotong royong, bertanggung jawab, tolong menolong, peduli dengan lingkungan, bekerjasama, sikap hidup mandiri, saling menghormati dan sikap hidup Jujur.

“Karena sikap ini sudah mulai hilang terutama di masyarakat perkotaan. Selain itu, yang terutama adalah siswa bisa mendapatkan suasana baru yang belum pernah dirasakan dan mendapatkan pelajaran untuk bisa mandiri, bertanggungjawab dan menghormati orang lain. Kesederhanaan, kejujuran dan juga kebersamaan masyarakat pedesaan juga diharapkan dapat menginspirasi para siswa setelah selesai kegiatan live in di desa,” pungkasnya.

Sumber : Pos-Kupang.com
Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Rosalina Woso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *